MENULIS, salah satu kompetensi penting dalam pelajaran Bahasa. Kita bisa berbahasa dengan baik apabila kita juga bisa memvisualisasikan apa yang kita bicarakan atau bahasakan melalui menulis. Berbicara soal menulis, siapa yang tidak bisa melakukannya? tiap orang jelas punya kemampuannya sendiri dalam menulis. Ada yang bahkan bisa memiliki pengaruh persuasif kepada para pembaca walaupun si penulis tidak bermaksud untuk mengajak atau yang lainnya. Tiap kata yang kita gunakan dalam menulis, jelas akan menggambarkan karakter si penulis tersebut, sama halnya dengan penggunaan kata dalam berbicara, kita bisa menilai lawan bicara kita dengan kata yang digunakannya. Balik kepada kemampuan sesorang dalam menulis, seberapa seringkah kita menulis sesuatu? atau seberapa banyakkah tulisan kita dibaca oleh orang lain? jika kita sudah sering menulis namun ternyata tulisan tersebut tidak banyak dibaca, dimanakah letak salahnya? Ini menjadi persoalan penting, bukan karena sedikit orang yang minat dalam membaca atau konten yang Anda tulis kurang menarik, kemungkinan besar adalah bagaimana cara penyampaian kita lewat tulisan yang menjadi masalahnya.
Saya telah baca tulisan dari Dean Rieck, dia adalah seorang copywriter dari Amerika Serikat yang telah banyak menulis konten dan tips-nya dalam menulis. Dari gambaran permasalahan di atas, saya sedikit mengutip pernyataannya Dean Rieck berikut ini yang menurut saya adalah kunci dari masalah menulis.
"Agar terdengar pintar, Anda harus berhenti berusaha terdengar cerdas. Tulisan brilian adalah tulisan sederhana, ide yang relevan disampaikan dengan jelas dan langsung"
Kita yang memang hobi menulis pasti memiliki kendala-kendala, baik itu dari segi teknis maupun dari konten itu sendiri. Nah berikut ini saya akan coba memaparkan cara agar tulisan kita bisa terlihat lebih baik dan bisa dikatakan sebagai penulis yang brilian. Sebagai catatan, ini bukan berarti TS sudah menjadi penulis yang brilian tetapi sama-sama belajar untuk jadi brilian dalam soal menulis. Beberapa cara agar kita bisa menjadi penulis yang brilian ini (Menurut Dean Rieck) tapi saya hanya menyimpulkannya menjadi 6 poin penting.
1. Ada yang ingin Anda sampaikan:
Untuk yang pertama adalah terkait dengan ide, konsep, gagasan atau informasi dan semacamnya yang ingin Anda sampaikan. Dalam arti lain, kita sebagai penulis harus mengetahui secara lebih jelas fokus pembicaraan agar apa yang kita sampaikan lewat kata dan kalimat tidak
sia-sia. Sebuah gagasan atau informasi harus lebih dulu dipahami dengan baik sebelum apa yang kita tulis tidak berhenti di tengah jalan. Namun sesuatu yang Anda tulis tersebut jika disampaikan dengan cara yang bertele-tele justru tidak akan ada maknanya, maka dari itu penyampaian informasi dengan jelas dan cepat menjadi kunci utama.
sia-sia. Sebuah gagasan atau informasi harus lebih dulu dipahami dengan baik sebelum apa yang kita tulis tidak berhenti di tengah jalan. Namun sesuatu yang Anda tulis tersebut jika disampaikan dengan cara yang bertele-tele justru tidak akan ada maknanya, maka dari itu penyampaian informasi dengan jelas dan cepat menjadi kunci utama.
2. Spesifik:
Mengapa menjadi spesifik itu penting? jelas karena ini sangat memudahkan pembaca menemukan informasi yang jelas. Pembaca yang baik akan mencari detail informasi yang membuatnya mengerti terhadap isu yang dibacanya. Untuk itu penyampaian informasi yang lengkap sangatlah penting. Kita bisa ambil contoh pada kalimat berikut:
"Warga berbondong-bondong membersihkan selokan"
Dari kalimat tersebut kita tidak mendapatkan data yang jelas perihal "Warga". kita akan kembali bertanya-tanya, warga mana yang membersihkan selokan? selokan mana yang dibersihkan warga? maka dari itu ada baiknya kita sebagai penulis harus lebih spesifik dalam menyampaikan informasi agar tidak terjadi ambiguitas para pembaca. seperti ini misalnya:
"Warga Sukajati berbondong-bondong membersihkan selokan di depan rumah masing-masing".
3. Gunakan Kata yang Sederhana:
Terkadang penulis dengan egonya yang tinggi menulis suatu informasi tanpa memposisikan dirinya menjadi si pembaca yang akan membaca tulisannya. Dalam artian, kita sebagai penulis mengabaikan teori resepsi pembaca sehingga apa yang ditulis hanya berdasarkan pada pemahamannya sendiri sehingga muncullah kata-kata yang sekiranya tidak awam digunakan oleh orang banyak yang membuat pembaca menjadi bingung dalam memahami katanya. Ini biasanya terjadi pada tulisan sastra karena kebanyakan dari mereka menulis untuk kenikmatan dirinya. Untuk itu penting bagi kita memilih kata yang sederhana (tidak menggunakan kata yang panjang).
4. Gunakan Kalimat Aktif:
Hampir semua orang Indonesia pernah belajar Bahasa Indonesia, belajar tentang mana kalimat aktif dan pasif. keduanya ini harus bisa diterapkan dengan baik dalam penulisan. Susunan kalimat yang berupa "Subjek - Predikat - Objek" adalah bentuk dari kalimat aktif. secara teori, pola kalimat ini lebih mudah dipahami jika dibandingkan dengan kalimat pasif "Objek - Predikat - Subjek".
Sebagai contoh kita ambil kalimat berikut:
"Kalimat pasif membosankan pembaca" (Pasif)
bandingkan dengan kalimat berikut
"Pembaca bosan dengan kalimat pasif" (Aktif)
Pembaca dengan sangat mudah memahami kalimat aktif di atas karena langsung merujuk pada pelaku dan objeknya. namun bukan berarti kita harus terus menggunakan kalimat aktif karena kita tidak bisa menyamaratakan konteksnya. namun penggunaan pola ini penting digunakan secara lebih sering.
5. Hindari pengulangan:
Untuk poin yang ini, saya pribadi cukup sering melakukan pengulangan, entah karena untuk mempertegas suatu bahasan atau memang tak sadar melakukan pengulangan. Pengulangan memang perlu dihindarkan agar tidak ada informasi yang dijelaskan secara bertele-tele padahal apa yang ditulis sudah jelas di awal. Saya pikir pembaca lebih mencari inti dari apa yang dibicarakan seorang penulis, maka dari itu biasanya sebuah berita ditulis tanpa sedikit pengulangan karena bertujuan untuk lebih lugas dalam penyampaiannya.
6. Sunting Dengan Bijak:
Ini adalah tahapan paling penting. Jangan terburu-buru. Kita perlu menjadi orang yang sabar dalam melakukan posting karena jika kita dengan sembrononya memposting tulisan tanpa adanya penyuntingan terlebih dahulu, maka hasilnya pun akan buruk. Kita sebagai penulis memang bebas menggunakan gayanya masing-masing namun apakah yang kita tulis benar layak untuk disampaikan atau tidak maka dari itu perlu adanya proses edit agar kita bisa menilai dari segi pembaca soal tulisan tersebut. Tahapan yang paling mudah dalam proses edit adalah sebagai berikut; 1) Tulis konten seperti biasa, 2) Tinggalkan tulisan tersebut dalam beberapa jam atau hari, 3) setelah itu kembalilah pada tulisan tersebut dengan pikiran segar, baca dengan seksama secara keseluruhan lalu lakukan edit seperlunya.
Untuk poin ini, saya akui sangatlah berguna, karena saya pribadi meninggalkan thread ini beberapa jam bahkan hari untuk selanjutnya dilakukan penyuntingan, walau hasilnya tidak bisa sempurnya, namun setidaknya ada proses editing yang segar dari tulisan ini baik dari segi konten, atau tampilannya.
Itu dia beberapa cara agar tulisan kita menjadi lebih baik dan kita sebagai penulis bisa menjadi penulis yang brilian. Untuk menutup thread ini, saya akan kasih sedikit quote dari Om Dean Rieck
"Tak satu pun dari kita yang pernah menjadi penulis yang sempurna, dan tidak seorang pun mengharapkan kita menjadi Sempurna. Namun, kita semua dapat meningkatkan gaya dan terdengar lebih pintar dengan mengikuti kiat-kiat dan menulis secara alami."
... Selesai ...