Wednesday, October 3, 2018

Teruslah Mengeluh

Hasil gambar untuk mengeluh
setubuh banget..
      Menurut KBBI mengeluh adalah menyatakan susah (karena penderitaan, kesakitan, kekecewaan, dan sebagainya). Jadi saat kita susah, sakit, kecewa kita mengucapkannya. Untuk apa? Mungkin untuk mendapatkan simpati, untuk menarik perhatian, untuk mendapat persetujuan, lalu mengeluh bersama hehehe. Gunanya apa? Setelah kita mengeluh, kita dapat apa?

      
      Saat anda mengeluh, saat itu pula anda mendeklarasikan kalau anda ini lemah. Yah, mengeluh itu hanya untuk orang lemah, orang tidak realistis, dan orang kalah. Saat anda menderita, ya perbaiki agar tidak menderita. Kenapa menderita? Karena lapar, mengapa lapar? Tidak bisa makan, tidak punya uang, kerja gajinya kecil. Lha itu salah anda, mengapa orang lain bisa dapat gaji besar dan anda dapat gaji kecil? Jika orang lain bisa, mengapa anda tidak? Pertanyaan yang hanya anda sendiri yang bisa menjawabnya.

     
     Orang yang suka mengeluh itu sangat senang menyalahkan keadaan. Tapi dia tidak pernah mau berfikir, mengapa keadaan bisa seperti itu. Saya kerja gaji kecil karena saya bukan sarjana. Bossnya Pesbuk juga bukan sarjana, bisa tajir mampus tuh dia. Mark baru dapat gelar sarjana tahun 2017 setelah dia sukses. Saya tidak bisa kerja dengan gaji besar, karena saya turunan orang tidak punya. Coba baca biografinya Pak Dahlan Iskan. Bandingkan dengan hidup mu hari ini.


Teruslah Mengeluh


Para pengeluh itu terlihat pintar melakukan analisa. Analisanya pakai bahasa langit, sangat intelek, tapi sayang semua berhenti di situ. Iya berhenti di analisa, tanpa menghasilkan solusi. Solusinya ya mengeluh itu. Menyampaikan unek-uneknya, berharap akan banyak yang sependapat, dipuji sebagai orang pintar, tapi solusinya tidak ada. 

"Penjualan kita turun nih bro? Enaknya gimana ini?"


"Iya ini semua karena kastamer pada lari ke merk sebelah bro. Sistem di sini bla-bla.." Panjang sampai bosen dengarnya.


"Lantas solusinya gimana bro?"


"Ini semua salah bla..bla.. Harusnya tuh gini, gitu, ono." Panjang banget sampai mumet mendengarnya.


"Sudah kamu praktekin belum bro?"



"Ya nanti lah, ini kan harus bla. bla." Panjang lagi. Wes pokoknya mumet

Tataran berfikir dari para pengeluh itu hanya di kata-kata, bukan pada kerja nyata. Padahal kita hidup ini untuk sesuatu yang nyata, bukan kata-kata. Perut tidak akan kenyan dengan kata-kata. Tapi perut pasti akan kenyang dengan makanan, meski itu hanya singkong goreng. 


Hasil gambar untuk masa depanmu adalah hari ini

Orang yang suka mengeluh adalah orang yang susah move on. Mereka tidak sadar, dunia setiap detik berubah. Blue Ocean Strategybeberapa hari lalu mungkin strategy yang luar biasa, tapi hari ini semua bisa menciptakan laut birunya masing-masing. Kegagalan mereka dalam bersaing membuat mereka hanyut dalam romantisme masa lalu. Sayangnya, romantisme masa lalu itu terus mereka bawa dalam keluhan. Dulu gini, gitu, dan seterusnya. Seharusnya kan bertanya, kenapa saya kalah? kenapa saya tidak bisa bersaing? 

Last. Sekencang apapun kalian mengeluh, tidak akan merubah nasib kalian. Sadarlah, dunia akan tetap berjalan sekeras apapun keluhan kalian. Sadar (karena pengeluh umumnya tidak sadar sedang mengeluh), lebih baik melakukan sesuatu, yang hasilnya abu-abu dari pada terus mengutuk keadaan. Salam damai. 

TERIMA KASIH SUDAH VAMPIR.. EH MAMPIR.. HEHE
SUMBER: LONDO.046
DEDI ROSADI

No comments:

Post a Comment

5 komoditas yang Menjadi Trademark Indonesia

  MATA INDONESIA, JAKARTA –  Sebagai negara kepulauan,  Indonesia  memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah. Di antarnya ada sejumlah komod...